<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/9752792?origin\x3dhttp://cintaku-rim.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 
 

[2] Hamzah Ibn Abdul Muthalib -Selesai | Saturday, January 01, 2005


Armansyah (arman@plg.mega.net.id)


Masa Muda
=========


Hamzah Ibn Abdul Muthalib memasuki masa muda bersama dengan Muhammad.
Hanya dibidang kegiatan mereka berbeda. Muhammad lebih banyak merenung dan
menyendiri. Sedangkan Hamzah senang dengan kegiatan-kegiatan serta terjun
kegelanggang pergaulan kaumnya.


Hamzah adalh keturunan Bani Muthalib. Sebuah suku dalam suku Quraisy yang
terpandang dan disegani.
Ayahnya, Abdul Muthalib adalah penjaga Ka'bah yang dihormati oleh bangsa Arab.
Dan sekarang ayahnya sudah tiada. Hamzah Ibn Abdul Muthalib harus dapat
mempertahankan tradisi kehormatan itu dimata orang Arab pada umumnya dan
kaum Quraisy khususnya.


Adapun cara yang ditempuh Hamzah adalah menunjukkan ketangkasannya sebagai
seorang pemuda. Ia harus tampil gagah berani, tangkas dan jago dalam segala
hal. Jago berkelahi, menombak serta memanah.


Kesanalah perhatian Hamzah, hingga hari-harinya disibukkan dengan segala
macam kegiatan itu. Badannya yang tegap tinggi memungkinkan Hamzah dapat
menguasai seluruh permainan itu.


Hamzah cukup dipandang diantara teman-teman pemuda yang sebaya dengannya. Ia
termasuk pemuda yang sukar ditandingi untuk setiap ketrampilan dan
ketangkasan jasmaniah. Ia ahli menunggang kuda, sangat cepat dengan pahan
dan tombaknya.


Setiap hari Hamzah melatih diri dalam memahirkan berbagai senjata.
Kesenangan Hamzah yang lain adalah berburu. Jika orang tidak melihatnya
dikota atau digelanggang tentulah beliau sedang pergi berburu.
Kadang Hamzah pergi dengan kudanya namun tidak jarang ia berjalan kaki saja.


Sungguhpun Hamzah sibuk dengan segala macam kesibukannya, tapi perhatiannya
tidak lepas kepada Muhammad. Bukankah Muhammad adalah sahabat, saudara
sesusuan dan juga keponakannya ? Ia ikuti semua perkembangan Muhammad.


Ia tahu Muhammad suka bersunyi diri di gua Hira sejak masa mudanya.
Apalagi setelah Muhammad menikah dengan Siti Khadijah, seorang perempuan
kaya yang tertarik kepada perangai yang indah dan jujur dari Muhammad.
Hamzah juga tahu kini Muhammad sudah menjadi rasul dari sebuah "agama baru".
Ia senang kepada Muhammad, seorang pemuda yang sederhana, miskin tetapi
berbudi luhur dan bermartabat tinggi. Sehingga orang-orang Mekkah
menjulukinya dengan Al Amin, orang yang dapat dipercaya.


Rasa senang Hamzah kepada Muhammad ini sebenarnya mengandung rasa kasihan.
Ia sedih melihat Muhammad yang tak putus dirundung malang.
Sudah yatim piatu sejak ia kanak-kanak, menggembalakan kambing dimasa remaja
kepunyaan orang-orang kaya penduduk Mekkah kemudian tinggal bersama keluarga
Abu Thalib yang miskin pula.


Kecemasan Hamzah
================


Setelah Muhammad menerima wahyu pertama di gua Hira dan kemudian menyebarkan
agama Islam dikalangan penduduk Mekkah secara terbuka, maka Hamzah mulai
diliputi kecemasan akan keselamatan diri Muhammad.


Betapa tidak ? Kaum Quraisy Mekkah mulai menentang Muhammad, baik itu secara
langsung maupun tidak.
Penindasan dan penekanan mulai dilakukan terhadap pengikut-pengikut Beliau.
Hamzah sering mendengar, bahwa pengikut Muhammad ada yang dibakar diterik
matahari, ada yang dicambuk, ada yang dipenggal dan berbagai macam bentuk
siksaan lainnya.

Bahkan tiga orang sahabat terdekat Muhammad yaitu Abu Bakar, Usman Ibn Affan
dan Bilal Ibn Rabah sendiri tidak luput dari cercaan dan siksaan kaum Quraisy.


Melihat semua ini, Hamzah makin gelisah dan cemas.
Ia kuatir jika penyiksaan ini dicobakan Quraisy kepada Muhammad yang sangat
dikasihinya itu.
Ia tidak tega membiarkannya, ia bertekad akan membela Muhammad walaupun ia
sendiri belum menganut ajarannya.
Yang jelas, Hamzah tidak akan membiarkan siapapun akan berlantang tangan
kepada keponakannya tersebut.



Islamnya Hamzah
===============


Rupanya apa yang dicemaskan Hamzah itu terjadi juga.
Ketika itu ia baru kembali dari daerah perburuan. Ditengah jalan ia
berpapasan dengan Salmah (seorang budak perempuan dari saudara perempuan
Hamzah, Siti Syafiah binti Abdul Muthalib).


"Wahai Hamzah. Tidak mendengarkah Tuan bahwa ada sebuah kejadian penting ?"
"Kejadian apa, Salmah ?"
"Untung Tuan tidak ada ditempat kejadian itu."
"Apa maksudmu, coba ceritakan dengan jelas, Salmah."
"Benarkah Tuan belum tahu ?"
"Ceritakanlah apa yang hendak kau sampaikan !" ulang Hamzah sudah mulai kesal.
"Sungguh keterlaluan Abu jahal itu !"
"Abu Jahal ?"
"Ya, tega hati dia menganiaya ponakanmu !"
Hamzah sudah mulai merasa, tentulah ini Muhammad yang dimaksud.
"Apakah maksudmu, ponakanku itu Muhammad ?"
"Ya."
"Maksudmu, Muhammad telah dianiaya oleh Abu Jahal ?"
"Begitulah kejadiannya, Tuan hamzah."
"Apakah kau tahu benar, bahwa Abu Jahal menganiaya Muhammad ?" Kembali
Hamzah hendak meyakinkan.
"Tak salah lagi, aku sendiri melihatnya dengan mata kepala sendiri."
"Bagaimana penganiayaan Abu Jahal itu terhadap Muhammad ?"
"Tuan tahu bukit Shafa, bukan ?"
"Ya, aku tahu. Bukit tersebut ada didekat Ka'bah."
"Disitulah tempatnya. Ketika itu Muhammad sedang duduk sendiri. lalu datang
Abu Jahal dan kawan-kawannya. lantas Muhammad dicaci maki dan dihina
sejadi-jadinya. Muhammad diam saja dan Abu jahal semakin menjadi.
Dia ambil pasir dilemparnya Muhammad dengan pasir itu, namun Muhammad tetap
tinggal diam. Tidak puas, Abu Jahal mengambil kotoran binatang dan
dilemparkannya kepada Muhammad. Tetapi lagi-lagi Muhammad tetap saja diam.
Sedikitpun beliau tidak mengacuhkan Abu Jahal yang mengganggunya. Abu jahal
sendiri naik pitam melihat ketenangan Muhammad itu. Ditangkapnya Muhammad
lalu dibantingnya hingga jatuh, setelah jatuh diinjak-injaknya kepala
Muhammad semaunya. Saya tidak sampai hati melihatnya. Sungguh kasihan
Muhammad...."


Hamzah menggeretakkan gerahamnya, ia marah dan gemas sekali mendengar
penuturan Salmah mengenai Muhammad. Darahnya menggelegak memenuhi pikirannya.


"Tega benar Abu Jahal kepada ponakanku...sekarang ia telah berani
mengganggunya...kurang ajar..!!" Desis Hamzah disela-sela amarahnya.


"Akan diam sajakah Tuan melihat ponakan tuan disiksa begitu ?" pancing Salmah.
Hamzah tidak langsung menjawab, ia berusaha mengendalikan dirinya,
menjernihkan pikirannya dari rangsangan emosi.
"Benarkah kau lihat sendiri Abu jahal melakukannya kepada Muhammad, Salmah ?"
Untuk yang kesekian kalinya Hamzah mengajukan pertanyaan serupa kepada Salmah.
"Demi Allah ! aku lihat dengan mata kepalaku sendiri, Tuan Hamzah !"


Sesaat Hamzah berpikir, lalu ia membalikkan badannya, tidak jadi pulang kerumah.


"Hendak kemanakah, Tuan ?" tanya Salmah.
"Adakah kau lihat Abu Jahal di Ka'bah ?" Hamzah balik bertanya.
"Memang tadi aku melihat dia dan kawan-kawannya sedang ngobrol disana,
apakah Tuan bermaksud hendak pergi kesana ?"
"Ya"


Setelah menjawab, Hamzah melarikan kudanya menuju Ka'bah.
Dengan muka merah padam, Hamzah mendekati Abu Jahal yang masih asyik
bercerita bersama sahabat-sahabatnya.
Kemudian secara tiba-tiba Hamzah meletakkan sebuah anak panah yang terhunus
diatas kepala Abu Jahal.
Sebenarnya perbuatan itu merupakan penghinaan dan sekaligus tantangan untuk
berkelahi baginya, tapi Abu Jahal tidak berani melakukan tindakan apa-apa.


"Betulkah kau tadi mencaci maki dan menghina Muhammad ?"


Abu Jahal gugup hendak menjawab pertanyaan. Bila ia menjawab jujur maka
sudah pasti akan menimbulkan kemarahan Hamzah yang lebih besar, tidak
berkata benar, ia yakin Hamzah sudah mendapatkan laporan mengenai kejadian
yang sesungguhnya.


Melihat Abu jahal tetap diam, Hamzah kembali membentak dengan suara garang
dan anak panah semakin ditempelkan kekepala Abu Jahal.
"Betulkah ?"


Setelah menunggu sesaat namun belum juga mendapatkan jawaban, Hamzah
meneruskan ucapannya.
"kau tahu, aku sudah jadi pengikut Muhammad ! Kau jangan hanya berani kepada
Muhammad ! Kalau mau, kau boleh mencoba ku !"


Teman-teman Abu Jahal yang lain tidak ada yang berani buka mulut satupun.
Mereka sudah mengenal sifat Hamzah. Jika dia sedang marah maka siapapun
tidak ia takuti. Dan jangan coba-coba mengajaknya berkelahi, buat lima orang
saja akan sukar menghadapinya.


"Tapi Muhammad telah menghina agama kita, Latta dan Uzza sebagai Tuhan kita!"
Akhirnya Abu jahal memberanikan buka mulut untuk membela dirinya.


"Memang orang-orang seperti kalian bodoh semua ! menyembah batu yang tidak
bisa memberikan apa-apa ! Batu berhala itu kamu sendiri yang membuatnya, dan
kalian pula yang menyembahnya. Apakah itu bukan perbuatan tolol ?"


Walaupun sakit hati Abu jahal yang dirinya dan Tuhan-tuhannya telah
diperbodoh-bodohkan oleh Hamzah, tapi ia tidak berani menjawab. Takut
semakin membuat Hamzah naik pitam lalu membunuhnya.


"Kalian tahu, Tidak ada Tuhan selain Allah ! dan Aku mengakui bahwa Muhammad
itu utusan Allah !"


Semuanya hening, tiada suara mendengar perkataan Hamzah ini.
Kembali Hamzah berkata, "Jadi benar kau telah menyiksa Muhammad ?"
Abu Jahal terus membisu.
"Ayo bicara kau !" bentak Hamzah marah.
Semakin panik Abu Jahal dan semakin membisu sikapnya.
"Kurang ajar, apa kau sudah bisu Abu Jahal ?"


Karena tetap tidak mendapatkan jawaban, Hamzah menusukkan panahnya kekepala
Abu jahal. Abu jahal meringis kesakitan. Darah mengalir segar dari kepalanya
terus kemukanya.


Hamzah tegak berdiri menunggu reaksi dari Abu Jahal. Ia siap menghadapi
pembalasan kawan-kawan Abu Jahal yang lain.
Ia tegak dengan sikap menantang.
Tapi tak ada satupun yang berani bergerak. Salah sedikit saja gerakan
mereka, tentu segera dilibas Hamzah.


Seorang teman Abu jahal bangkit perlahan untuk tidak menimbulkan kecurigaan
hamzah yang dikira akan melayani tantangannya.


"Kau sungguh keterlaluan, Hamzah. Sudah berani meninggalkan agama nenek
moyangmu." Kata teman Abu Jahal itu meminta pengertian dan simpati Hamzah.
"Tidak seorangpun bisa melarangku !" Jawab Hamzah tegas.
"Tapi cobalah kau pikirkan, apakah kau tidak menghina agama ayahmu ?"
"Yang sudah, ya sudah ! Jangan disebut-sebut dan diungkit-ungkit lagi ! Tapi
andaikata agama Muhammad ini sampai kepada ayahku, tentu ia akan memeluknya
juga. Tidak seperti kalian yang bodoh ini !" Ketus ucapan Hamzah.


"Ketahuilah.." Kata Hamzah melanjutkan. "Aku mendapatkan Muhammad selalu
benar, sehingga aku percaya kepada apa yang dikatakannya. Demi Allah, walau
seluruh Mekkah menantangku, aku tidak takut. Tidak seorangpun dapat
melarangku untuk memeluk agamanya Muhammad."


Setelah berdiam diri sekian lama, akhirnya Abu jahal berkata kepada
teman-temannya dengan sedikit takut-takut.
"Mari kita pulang. Hamzah bukan teman kita lagi. Ia sudah berganti agama."
Lalu Abu jahal beranjak pergi bersama teman-temannya, sementara Hamzah
membiarkan saja mereka meninggalkannya sendirian.


Ke-esokan harinya, Hamzah pergi kerumah keponakannya, Muhammad yang waktu
itu telah diangkat oleh ALlah menjadi Nabi dan Rasul-Nya yang terakhir.
Sesampainya dirumah Nabi, Hamzah menceritakan semua yang terjadi antara dia
dengan Abu Jahal kemarin.
Nabi mendengarkannya dengan penuh perhatian dan simpati yang dalam.
Pada akhir ceritanya, Hamzah menyatakan kesediaanya untuk mengikuti ajaran
yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw, Islam.
Nabi menuntun Hamzah mengucapkan kalimah syahadat.
"Tidak ada Tuhan selain ALlah dan Muhammad merupakan Utusan Allah."
Dan bukan main gembiranya Nabi dengan masuk Islamnya Hamzah, pamannya.
Kehadiran Hamzah ditengah-tengah Umat Islam, pun memberi semangat baru
kepada kaum Muslimin.



Gugurnya Hamzah Ibn Abdul Muthalib
==================================


Tampaknya harapan kaum Muslimin terhadap diri Hamzah bukanlah harapan kosong
belaka, karena disetiap medan peperangan Hamzah selalu tampil berani dan
gagah perkasa didalam menghadapi musuh-musuhnya.
Hamzah berjuang bahu membahu dengan sahabat Rasul lainnya, termasuk juga
bersama Ali Ibn Abi Thalib dan Ubaidah ra.


Didalam peperangan badar, ia berhasil membunuh Abu jahal, orang yang pernah
menghina dan menganiaya Sahabat, keponakan sekaligus juga pemimpinnya.
Yaitu Muhammad Saw.


Kekalahan dalam perang Badar ini menimbulkan dendam bagi Ikrimah Ibn Abu
Jahal, anak Abu jahal.
Bersama pemimpin Quraisy lainnya ia mengatur siasat perang untuk mengalahkan
Kaum Muslimin dan membunuh Hamzah.


Pasukan tempur disiapkan.
Pun budak-budak juga diharuskan ikut berperang bersama para wanita, yang
dipimpin oleh Hindun.


Salah seorang budak bernama Wahsyi diberi tugas khusus untuk mengintai
Hamzah dimedan perang dan membunuhnya disaat ia lengah.
Wahsyi adalah seorang budak yang sangat mahir memainkan tombak.
Ia dijanjikan kebebasan bilamana berhasil dalam menunaikan misinya itu.


Maka setelah segala sesuatunya dirasa matang, berangkatlah pasukan Quraisy
ini kekotah Madinah, tempat berkumpulnya pasukan Muslimin pimpinan
Rasulullah Saw.
Atas usulan Hamzah, kaum Muslimin melakukan penghadangan kira-kira 5 kilo
meter dari kota Madinah.


Ketika kedua pasukan telah berhadapan, Nabi mencabut pedangnya yang bertuliskan:


TAKUT ITU TERCELA
DAN BERANI ITU KEMULIAAN
DAN SEORANG PENAKUT TIDAK AKAN SELAMAT
DARI PADA KADAR


Lalu Rasulullah bersabda :
"Siapa yang akan memegang pedang ini dengan haknya ?"
Para sahabat berebut untuk memegangnya, tetapi tidak diperkenankan Rasul.
Sahabat Abu Dujanah bertanya kepada Rasulullah :
"Apa haknya pedang itu, ya Rasulullah ?"
"bahwa kau pukulkan pedang itu sampai bengkok kepada musuh !" Jawab Rasulullah.
"Saya akan memegangnya dengan hak !" jawab Abu Dujanah.
Akhirnya pedang itupun diberikan oleh Nabi kepadanya.


Maka berkecamuklah peperangan besar yang tidak seimbang itu.
Betapa tidak. Jumlah tentara Islam sendiri cuma 700 orang dengan beberapa
ekor kuda dan onta, sementara musuh 3000 orang prajurit, 200 tentara berkuda
dan selebihnya 700 pasukan inti "gerak cepat".


Hamzah Ibn Abdul Muthalib mengamuk bagaikan seekor singa, ia menerobos
ketengah-tengah musuh dengan gagah berani bertempur mati-matian.
Siapa saja yang mendekat pasti akan berhadapan dengan pedangnya yang tajam.
Namun tanpa ia sadari, seluruh sepak terjangnya terus diawasi oleh Wahsyi,
budak yang mendapatkan misi khusus untuk membunuh Hamzah.
Pada suatu kesempatan, ia berhasil menghujamkan tombaknya tepat mengenai
pinggang Hamzah tembus kedepan.
Hamzah jatuh dari kudanya, dan Mati Syahid.


Rasulullah begitu sedih mendengar kematian salah seorang yang dekat dengan
dirinya selama ini, orang yang selalu memperhatikannya, menyayanginya juga
orang yang begitu akrab dalam kehidupan masa kecilnya.
Setelah perang usai, para syuhada yang gugur disholatkan oleh Nabi dimedan
peperangan itu juga. Termasuk jenasah Hamzah ra.



- S E L E S A I -


*************************
Created at 2:33 AM
*************************

 
welcome


hello

MENU

HOME

Cinta Ku

Cinta - Al- Qur'an & Hadist

Cinta - Artikel

Cinta - Berita

Cinta - Busana & Perkawinan

Cinta - Cerita

Cinta - Doa

Cinta - Kecantikan

Cinta - Kesehatan

Cinta - Liputan Khusus

Cinta - Masakan & Minuman

Cinta - Musik

Cinta - Muslimah

Cinta - Puisi

Cinta - Rukun Iman & Islam

Links


Archieve

December 2004[x] January 2005[x] October 2005[x]