<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/9752792?origin\x3dhttp://cintaku-rim.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
 
 

TAKDIR ( 3 ) | Wednesday, December 29, 2004


Manusia mempunyai kemampuan terbatas sesuai dengan ukuran yang
diberikan oleh Allah kepadanya. Makhluk ini, misalnya, tidak
dapat terbang. Ini merupakan salah satu ukuran atau batas
kemampuan yang dianugerahkan Allah kepadanya. Ia tidak mampu
melampauinya, kecuali jika ia menggunakan akalnya untuk
menciptakan satu alat, namun akalnya pun, mempunyai ukuran yang
tidak mampu dilampaui. Di sisi lain, manusia berada di bawah
hukum-hukum Allah sehingga segala yang kita lakukan pun tidak
terlepas dari hukum-hukum yang telah mempunyai kadar dan ukuran
tertentu. Hanya saja karena hukum-hukum tersebut cukup banyak,
dan kita diberi kemampuan memilih -tidak sebagaimana matahari dan
bulan misalnya- maka kita dapat memilih yang mana di antara
takdir yang ditetapkan Tuhan terhadap alam yang kita pilih. Api
ditetapkan Tuhan panas dan membakar, angin dapat menimbulkan
kesejukan atau dingin; itu takdir Tuhan -manusia boleh memilih
api yang membakar atau angin yang sejuk. Di sinilah pentingnya
pengetahuan dan perlunya ilham atau petunjuk Ilahi. Salah satu
doa yang diajarkan Rasulullah adalah:

"Wahai Allah, jangan engkau biarkan aku sendiri (dengan
pertimbangan nafsu akalku saja), walau sekejap."

Ketika di Syam (Syria, Palestina, dan sekitarnya) terjadi wabah,
Umar ibn Al-Khaththab yang ketika itu bermaksud berkunjung ke
sana membatalkan rencana beliau, dan ketika itu tampil seorang
bertanya:

"Apakah Anda lari/menghindar dari takdir Tuhan?"

Umar r.a. menjawab,

"Saya lari/menghindar dan takdir Tuhan kepada takdir-Nya
yang lain."

Demikian juga ketika Imam Ali r.a. sedang duduk bersandar di satu
tembok yang ternyata rapuh, beliau pindah ke tempat lain.
Beberapa orang di sekelilingnya bertanya seperti pertanyaan di
atas. Jawaban Ali ibn Thalib, sama intinya dengan jawaban
Khalifah Umar r.a. Rubuhnya tembok, berjangkitnya penyakit adalah
berdasarkan hukum-hukum yang telah ditetapkan-Nya, dan bila
seseorang tidak menghindar ia akan menerima akibatnya. Akibat
yang menimpanya itu juga adalah takdir, tetapi bila ia menghindar
dan luput dari marabahaya maka itu pun takdir. Bukankah Tuhan
telah menganugerahkan manusia kemampuan memilah dan memilih?
Kemampuan ini pun antara lain merupakan ketetapan atau takdir
yang dianugerahkan-Nya Jika demikian, manusia tidak dapat luput
dari takdir, yang baik maupun buruk. Tidak bijaksana jika hanya
yang merugikan saja yang disebut takdir, karena yang positif pun
takdir. Yang demikian merupakan sikap 'tidak menyucikan Allah,
serta bertentangan dengan petunjuk Nabi Saw.,' "... dan kamu
harus percaya kepada takdir-Nya yang baik maupun yang buruk."
Dengan demikian, menjadi jelaslah kiranya bahwa adanya takdir
tidak menghalangi manusia untuk berusaha menentukan masa depannya
sendiri, sambil memohon bantuan Ilahi

Apakah Takdir Merupakan Rukun Iman?

Perlu digarisbawahi bahwa dari sudut pandang studi Al-Quran,
kewajiban mempercayai adanya takdir tidak secara otomatis
menyatakannya sebagai satu di antara rukun iman yang enam.
Al-Quran tidak menggunakan istilah "rukun" untuk takdir, bahkan
tidak juga Nabi Saw. dalam hadis-hadis beliau. Memang, dalam
sebuah hadis yang diriwayatkan oleh banyak pakar hadis, melalui
sahabat Nabi Umar ibn Al-Khaththab, dinyatakan bahwa suatu ketika
datang seseorang yang berpakaian sangat putih, berambut hitam
teratur, tetapi tidak tampak pada penampilannya bahwa ia seorang
pendatang, namun, "tidak seorang pun di antara kami mengenalnya."
Demikian Umar r.a. Dia bertanya tentang Islam, Iman, Ihsan, dan
saat kiamat serta tanda-tandanya. Nabi menjawab antara lain
dengan menyebut enam perkara iman, yakni percaya kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, hari
kemudian, dan "percaya tentang takdir-Nya yang baik dan yang
buruk." Setelah sang penanya pergi, Nabi menjelaskan bahwa,

"Dia itu Jibril, datang untuk mengajar kamu, agama kamu."

Dari hadis ini, banyak ulama merumuskan enam rukun Iman tersebut.

Seperti dikemukan di atas, Al-Quran tidak menggunakan kata rukun,
bahkan Al-Quran tidak pernah menyebut kata takdir dalam satu
rangkaian ayat yang berbicara tentang kelima perkara lain di
atas. Perhatikan firman-Nya dalam surat Al-Baqarah (2): 285,

"Rasul percaya tentang apa yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian juga orang-orang Mukmin. Semuanya percaya
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
Rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian."

Dalam QS Al-Nisa' (4): 136 disebutkan:

"Wahai orang-orang yang beriman, (tetaplah) percaya kepada
Allah dan Rasul-Nya, dan kepada kitab yang diturunkan kepada
Rasul-Nya, dan kitab yang disusunkan sebelum (Al-Quran).
Barangsiapa yang tidak percaya kepada Allah, malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan hari kemudiam, maka
sesungguhnya dia telah sesat sejauh-jauhnya."

Bahwa kedua ayat di atas tidak menyebutkan perkara takdir, bukan
berarti bahwa takdir tidak wajib dipercayai. Tidak! Yang ingin
dikemukakan ialah bahwa Al-Quran tidak menyebutnya sebagai rukun,
tidak pula merangkaikannya dengan kelima perkara lain yang
disebut dalam hadis Jibril di atas. Karena itu, agaknya dapat
dimengerti ketika sementara ulama tidak menjadikan takdir sebagai
salah satu rukun iman, bahkan dapat dimengerti jika sementara
mereka hanya menyebut tiga hal pokok, yaitu keimanan kepada
Allah, malaikat, dan hari kemudian. Bagi penganut pendapat ini,
keimanan kepada malaikat mencakup keimanan tentang apa yang
mereka sampaikan (wahyu Ilahi), dan kepada siapa disampaikan,
yakni para Nabi dan Rasul.

Bahkan jika kita memperhatikan beberapa hadis Nabi, seringkali
beliau hanya menyebut dua perkara, yaitu percaya kepada Allah dan
hari kemudian.

"Siapa yang percaya kepada Allah dan hari kemudian, maka
hendaklah ia menghormati tamunya. Siapa yangpercaya kepada
Allah dan hari kemudian, maka hendaklah ia menyambung tali
kerabatnya. Siapa yang percaya kepada Allah dan hari
kemudian, maka hendaklah ia berkata benar atau diam."

Demikian salah satu sabdanya yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim melalui Abu Hurairah.

Al-Quran juga tidak jarang hanya menyebut dua di antara hal-hal
yang wajib dipercayai. Perhatikan misalnya surat Al-Baqarah (2):
62,

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi,
Nasrani, Shabiin (orang-orang yang mengikuti syariat Nabi
zaman dahulu, atau orang-orang yang menyembah bintang atau
dewa-dewa), siapa saja di antara mereka yang benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan beramal saleh,
maka mereka akan menerima ganjaran mereka di sisi Tuhan
mereka, tidak ada rasa takut atas mereka, dan tidak juga
mereka akan bersedih."

Ayat ini tidak berarti bahwa yang dituntut dari semua kelompok
yang disebut di atas hanyalah iman kepada Allah dan hari
kemudian, tetapi bersama keduanya adalah iman kepada Rasul, kitab
suci, malaikat, dan takdir. Bahkan ayat tersebut dan semacamnya
hanya menyebut dua hal pokok, tetapi tetap menuntut keimanan
menyangkut segala sesuatu yang disampaikan oleh Rasulullah Saw.,
baik dalam enam perkara yang disebut oleh hadis Jibril di atas,
maupun perkara lainnya yang tidak disebutkan.

Demikianlah pengertian takdir dalam bahasa dan penggunaan
Al-Quran.


Dr. M. Quraish Shihab, M.A.

*************************
Created at 2:54 AM
*************************

 
welcome


hello

MENU

HOME

Cinta Ku

Cinta - Al- Qur'an & Hadist

Cinta - Artikel

Cinta - Berita

Cinta - Busana & Perkawinan

Cinta - Cerita

Cinta - Doa

Cinta - Kecantikan

Cinta - Kesehatan

Cinta - Liputan Khusus

Cinta - Masakan & Minuman

Cinta - Musik

Cinta - Muslimah

Cinta - Puisi

Cinta - Rukun Iman & Islam

Links


Archieve

December 2004[x] January 2005[x] October 2005[x]